Madu Tiga
Oleh : #Momieftha
Hartadinata sudah kukenal sejak Balita.
Kediaman orang tuanya hanya tiga rumah dari rumah orang tuaku.
Kawasan perkebunan dikota kami tumbuh bersama. Bersama koloni lebah madu yang menjadi pucuk usaha orang tua kami.
Umurnya terpaut sembilan tahun diatasku, sejak pertama mengenal rasa cinta, sudah kupautkan hati ini padanya.
Apalah daya aku hanya dipandang sebelah mata, hanyalah ABG yang naksir Mahasiswa.
Kala itu aku siap menghadapi ujian akhir SMA. Saat kuterima undangan untuk orang tuaku dari keluarganya, undangan pernikahannya.
Pupus sudah harapanku padanya ketika kulihat nama wanita yang bertengger disana, bukan sembarang nama dara biasa. Grace, anak konglomerat Tjandrawira yang ternama.
Lima tahun berlalu kuraih gelar Sarjana, lanjut bekerja pada perusahaan ternama.
Memiliki bos perawan tua yang sungguh mempesona.
Membimbing tiada henti layaknya kakak sendiri. Yang menjajikan kesuksesan paripurna untuk hidupku bila senantiasa mau belajar.
Kalina, yang pada akhirnya kuketahui sebagai simpanan Hartadinata.
Sore kemarin, Bossku terisak di meja kerjanya. Setelah siangnya direksi memanggilnya. Diminta mengundurkan diri hari ini juga. Tepat setelah kunjungan singkat tiba-tiba pemegang saham utama. Entah bodoh atau bernyali yang pasti ia naif bahwa ia bekerja di anak perusahaan Wira Empire.
Kugenggam erat tangan bossku. Kukuatkan ia.
Tiga bulan berlalu ia banyak sekali curhat perihal segala sesuatu hal dari Hartadinata.
Dari urusan remeh temeh biasa, cara menaklukkan Hartadinata sampai urusan ranjang yang sempurna baginya.
Tak luput segala bukti perselingkuhan Grace Tjandrawira dengan Aiman, pria yang meninggalkan dirinya disaat undangan pernikahan sudah tersebar.
Memupus impiannya tinggal di Barcelona.
Cerita dendam penuh amarah.
Satu yang sangat kuingat perkataannya "dari semua yang kuceritakan, kamu pasti tahu mudah sekali menyingkirkan Grace Tjandrawira. Yang bahkan tak rela memakai nama keluarga suaminya.
Tapi aku tak bernyali melakukannya."
"Ibu Auralia Wongso, silahkan masuk !"
Suster di RSIA Berlian Keluarga membuyarkan lamunanku 5 tahun yang lalu.
Aku masuk bersama suamiku disambut ramah oleh Dokter kandungan yang menangani persalinan kedua anak kembarku sebelumnya.
Dr. Berry Dhanutirto Sp.OG tersenyum kepada kami. Menjabat erat tangan suamiku. "Apa kabar Pak Hartadinata Wongso?"
Kami menjawab ramah dengan segala rasa penuh bahagia.
Disaat yang sama ketika Grace Tjandrawira berakhir dipemakaman mewah karena tak hanya Aiman saja garapannya pasca dicerai Hartadinata.
"Boss, happy birthday. Terima kasih karena sudah menepati janjimu membuat hidupku sukses paripurna", ujarku dalam sms singkat kenomor berkode +34.
Ku tekan tombol Send sambil melirik manis suamiku. Yang fokus pada kemudi Aventador kami, menuju ke perumah elit tempat tinggal kami.
"Hidup bagai madu. Banyak jenis pilihannya," batinku.
Komentar
Posting Komentar