KULIAH : JURNALIS KINI, BIJAKSANA ATAU BIJAKSINI ?

 

JURNALIS KINI, BIJAKSANA ATAU BIJAKSINI ?

Oleh : Efthariena

NIM : 210501010092




Jurnalis yang kita kenal keseharian dengan sebutan wartawan adalah profesi yang mengumpulkan berita, menuliskannya dan berlanjut menyebarluaskannya. Penyebarluasan berita ini tidak dapat dilakukan seenaknya.

Jurnalis memiliki 10 etika Jurnalis yang harus dilakukan. 10 etika tersebut adalah

1.      Independent

2.      Professional

3.      menguji berita

4.      jujur

5.      bijaksana

6.      tidak menggunakan profesi untuk kepentingan pribadi

7.      melindungi narasumber

8.      menghargai perbedaan dan keberagaman

9.      berpegang kepada kepentingan publik

10.  Berani mengakui kesalahan.

Kini, di era pemberitaan sangat mudah di akses melalui media online. Apakah jurnalis masih mengikuti 10 etika jurnalis tersebut dalam implementasi kinerja seorang jurnalis di lapangan? Ataukah kini hanya menjadi acuan belaka?

Jurnalis, harusnya menjadi profesi yang dilakukan dengan profesional. Seorang jurnalis harus mengetahui kaidah kepenulisan. Dimana, seorang jurnalis harus mengemukakan sumber tulisannya, bila seorang jurnalis mengutip berita wajib mencantumkan dari manakah sumber asli kutipan tersebut.

Bijaksana ada dalam 10 etika jurnalistik. Etika jurnalistik adalah sebuah etika yang dijunjung tinggi oleh para jurnalis. Bijaksana adalah sebuah sifat yang arif, sifat luhur syarat sebuah kebaikan, sifat menempatkan keadaan dengan cermat. Teliti serta kehati-hatian.

Bijaksananya seorang jurnalis ditekankan kepada cara-cara seorang jurnalis melakukan kegiatan jurnalisme, dari awal ia mendapat berita atau ide menjadi sebuah berita. Dilanjut dengan mengumpulkan berita dengan berbagai cara jurnalis yang profesional. Mulai dari wawancara, investigasi, analisis sampai mencari data dan fakta yang menunjang proses pengumpulan berita sebelum berita tersebut rilis kepada publik.

Keadaan Lapangan dalam proses jurnalisme dimana jurnalis mencari berita dengan menggunakan berbagai metode jurnalis diberikan penekanan dengan seksama untuk menjalankan kode etik jurnalis ini. Sebuah keharusan tertulis yang dipahami setiap jurnalis yang menjalankan profesi kewartawanan ini.

Dalam sebuah pencarian berita jurnalis kerap kali dihadapkan kepada sebuah keadaan dimana diri sebagai personal diuji akan sifat kebijaksanaan diri. Sebuah sifat yang bukan hanya sekedar sifat bagi seorang jurnalis, tetapi masuk dalam sebuah kode etik tertulis dalam dunia jurnalisme.

Mampukah seorang jurnalis tetap menjalankan profesionalitas profesi dengan mengedepankan kebijaksanaannya sebagai seorang jurnalis ? lurus mengikuti sebuah etika jurnalistik yang jelas adanya.

Dilapangan kerap kali jurnalis menemui sebuah berita yang mungkin saja viral bila diturunkan kemuka publik. Jurnalis mendapati sebuah kasus yang acap kali luar biasa bila diturunkan untuk kepentingan orang banyak. Tetapi dalam sebuah kasus yang dikulik oleh seorang jurnalis dilapangan jurnalis mudah mendapati sebuah kasus yang melebar pada ranah privasi, sebuah ranah personal yang seorang jurnalis diuji kebijaksanaannya untuk professional.

Dimisalkan seorang jurnalis memproses pengumpulan berita mengenai korupsi. Tentu saja jelas hal ini harus tajam dibawa keranah publik dengan cermat. Berita yang menjadi sebuah kepentingan publik. Dalam kasus ini kemudian ditemui ternyata rumah tangga sang koruptor diujung tanduk dikarenakan berbagai hal yang sungguh bukanlah masalah public. Disinilah seorang jurnalis diuji kebijaksanaannya. Sebuah sifat nyata yang terkandung didalam kode etik jurnalis.

Akankah jurnalis ini memilih fokus saja menjalankan proses jurnalisme secara professional, ataukah tergoda melanggar kode etik jurnalis ?. mungkin menjadi pertanyaan kita. Mengapa harus tergoda?

Jawabannya klise saja akan hal itu, urusan perut dan keduniawian yang bisa saja membuat seorang jurnalis menjual berita yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan publik tersebut. Masyarakat kita era kini terbagi menjadi beberapa kotak konsumen produk jurnalistik.

Jumlah masyarakat yang haus berita viral yang penuh bumbu dan intrik inilah yang memungkinkan berita soal rumah tangga koruptor terdebut lebih mudah mendatangkan uang daripada kasus korupsinya itu sendiri.

Pilihan jurnalis untuk tetap bijaksana menjaga professional mengenai berita korupnya sajakah, atau justru “bijaksini’ berbelok kesini, kearah hal yang menguntungkan materi.

Bijaksana atau Bijaksini ? sebuah anekdot ataukah ini satir. Sebuah pertanyaan sederhana yang sulit dijawab dengan praktek jurnalis dalam keseharian dilapangan.

Tetap bijaksana, atau menjadi anekdot bijaksini. Sebuah kata tanpa arti yang hanya terbentuk untuk mengejek kata bijaksana.

Kode etik jurnalis adalah kuncinya. Solusi sebuah pertanyaan anekdot atau satir ini.dengan memegang teguh kode etik jurnalis ini. Dan adanya sanksi terhadap hal ini. Seharusnya jurnalis tetap dijalurnya, professional dengan sebuah sifat Bijaksana.

 

 

 

Komentar